Minggu, 19 April 2020

Unsur Intrinsik dan Nilai Kehidupan Dongeng Putri Tidur - Tugas Pelatihan GuruPembelajar.id

Artikel ini merupakan Tugas yang disusun oleh Muhammad Nasiruddin Timbul Joyo.
Peserta Kelas Bahasa Indonesia D Jatim KK-F Jember-1.

Unsur Intrinsik Dongeng Putri Tidur
1. Tema
Tema dalam dongeng Putri Tidur adalah tentang:
Kebaikan yang Pasti Menang dan Berujung Kebahagiaan.

Tokoh-tokoh yang baik di akhir cerita dikisahkan dapat menemukan kebaikan meskipun sudah dikutuk sebelumnya. Selain itu,kebaikan itu akan indah pada waktunya. Dalam cerita dongeng Putri Tidur, keindahan dan kebahagiaan muncul setelah 100 tahun putri tertidur.


2. Tokoh
Tokoh-tokoh dalam dongeng Putri Tidur antara lain:
Putri
Putri adalah tokoh utama sekaligus tokoh protagonis. Berwajah cantik, baik hati, ramah.

Raja
Raja adalah tokoh pembantu,baik hati. Mau berbagi dengan mengundang hampir seluruh penghuni kerajaan ketika anaknya lahir.

Ratu
Ratu adalah tokoh pembantu, baik hati. Sama dengan Raja.

Pangeran
Pangeran adalah tokoh pembantu sekaligus protagonis. Tampan dan pekerja keras. Mau berjuang untukdapat menemui Putri yang tertidur.

Peri Baik Hati
Ada dua belas Peri yang baik hati dan diundang ke kerajaan. Baik hati. Peri keduabelas mau menggagalkan kutukan yang diucapkan oleh peri ketigabelas.

Peri Jahat
Tokoh pembantu sekaligus tokoh antagonis. Sakit hati kepada Raja dan Ratu karena tidak diundang saat pesta kelahiran Putri.  Merasa dendam kemudian mengutuk Putri  akan mati pada usia 15 tahun.

Orang Tua
Tokoh pembantu, antagonis karena sempat melarang Pangeran yang hendak menemui Putri dalam semak belukar.

Juru Masak
Tokoh figuran.

Ikan
Tokoh Figuran


3. Alur
Alur cerita Dongeng Putri Tidur dapatdiringkas sebagaiman berikut:
a. Awal Ceritak: Pemaparan tokoh-tokohnya meliputi Raja, Ratu, Putri, dan Peri

b. Pemunculan Masalah: Masalahnya adalah ada satu peri yang tidak diundang oleh sang raja saat pesta kelahiran Putri. Alasannya, Piring Emas untuk jamuan para Peri hanya ada dua belas buah.

c. Masalah memuncak: Masalah memuncak ketika peri yang tidak diundang ikut datang ke pesta kelahiran Putri. Bukannya ikut mendoakan dan memberikan berkah kepada Putri seperti halnya peri yang lain.Peri ketigabelas ini justru mengutuk Putri. Dalam kutukannya Putri akan mati pada usia 15 tahun.

d. Puncak Masalah: Puncak masalah adalah ketika usia Putri sudah 15 tahun. Dia bermain jarum dan akhirnya tertidur. Diikuti oleh seluruh penghuni istana.

e. Masalah Mereda: Masalah mulai mereda ketika ada pangeran yang mengetahui ada putrid tertidur di dalam istananya yang ditumbuhi semak belukar. Akhirnya dia bisa menemui Putri dan membangunkannya dari tidur panjangnya.

f. Akhir Cerita: Akhir cerita berakhir bahagia. Putri dan Pangeran menikah dan hidup bahagia selamanya.

4. Latar/Seting
Latar sosial: Cerita berpusat pada keluarga Raja. Bahkan yang dapat menolong Putri juga seorang pangeran. Jadi,secara sosial cerita ini terkesan elitis.

Latar material: Cerita ini berpusat pada bangunan istana kerajaan. Ditandai juga dengan adanya menara.
Juga ada cerita yang menggambarkan bahwa istana ditumbuhi semak belukar yang berduri.

5. Sudut Pandang
Sudut pandang pengarang dalam dongeng Putri Tidur adalah sebagai orang ketiga serba tahu. Bahkan pengarang mengetahui bahwa ada lalat yang ikut tertidur di dalam istana. Selain itu, kata ganti yang digunakan adalah kata ganti orang ketiga yaitu nama  (Putri, Raja, Ratu, dan seterusnya), juga kata ganti ‘ia’.

6. Amanat
Amanat dari dongeng Putri Tidur adalah:
Jadilah orang baik karena kebaikan selalu menang dan bahagia.
Jangan pernah takut untuk berbuat baik karena kesulitan akan dapat diatasi oleh niat baik.


Nilai-Nilai Kehidupan Dongeng Putri Tidur
1. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan tergambar dalam dongeng Putri Tidur khusunya bahwa setiap manusia pasti menginginkan keturunan. Ketika mendapatkan keturunan seorang Putri, Raja dan Ratu bersyukur dan menggelar pesta.

2. Nilai Kebaikan
Nilai kebaikan dalam dongeng Putri Tidur tergambarkan dalam pertarungan antara peri baik dan peri jahat. Peri baik mampu menolak kutukan dari peri jahat. Selain itu, kebaikan pangeran berbuah manis karena akhirnya dapat menikah dengan Putri yang ditolongnya dan hidup bahagia.

3. Nilai Keadilan
Nilai keadilan tampak ketika Peri Ke-13 merasa tersinggung karena tidak diundang dalam Pesta yang diadakan oleh Raja dan Ratu. Peri ke-13 merasa tidak diperlakukan secara adil sehingga dia menaruh dendam kepada Keluarga Raja.

4. Nilai Perjuangan

Nilai perjuangan tampak pada cerita pangeran yang bersikeras masuk ke dalam istana untuk menemui Putri. Meskipun sempat dilarang karena pasti menemui halangan berupa semak belukar yang berduri, Pangeran tetap menempuhnya. Perjuangan tersebut berbuah manis.


Materi ini tidak dapat disalin-tempel (copy-paste) tetapi dapat didownload. Silahkan download dengan mengkeklik tautan berikut ini: Unduh